Rabu, 26 September 2018

Assimellereng (Kesolideran)


Assimellereng/asimElErE (Kesolideran)
Writer: Andi Kilawati

Konsep assimellereng mengandung makna kesehatian, kerukunan, kesatupaduan antara satu dengan yang lain. Memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, setia kawan, cepat merasakan penderitaan orang lain, tidak tega membiarkan saudaranya dalam keadaan menderita, dan cepat bertindak dalam penyelamatan musibah yang menimpa seseorang, yang dikenal dengan konsep “sipa’ depu repu/ sipedpu erpu” (saling memelihara, saling kasih mengasihi).

Manifestasi kesehatian dan kerukunan dalam ungkapan bugis disebut “tEjli tEteper bn mes mes/ tejjali tettappere, banna mase-mase” (tanpa tikar/permadani/ kursi, kecuali kaish sayang). Ungkapan tersebut biasa diucapkan tatkala seorang tuan rumah kedatangan tamu, karena keinginan menjamu tamunya dengan baik, tuan rumah berusaha menunjukkan layanan yang sangat baik kepada sang tamu. Maksud ungkapan tadi bahwa, kami tidak mempunyai apa apa kecuali kasih sayang.

Secara Lontara, bersikap solider adalah membuka diri pada orang lain dalam menegakkan persahabatan. Dalam ungkapan Bugis ditegaskan:

tEsisPoa auri loa tEsipaopGE pmutu/ Tessisampoang uring loa, tessipaoppangeng pamuttu (LPT:10)
Artinya: tidak tutup  menutupkan belanga, tidak tutup menutupkan kuali.

Ungkapan itu berarti tidak patut menutup diri kepada sanak keluarga atau kawan, khususnya ketika mereka membutuhkan bantuan kita. Belanga dan kuali sebagai alat memasak merupakan simbol kesejahteraan keluarga. Mmmm… jadi apabila seseorang benar-benar butuh bantuan, maka kewajiban kita adalah membuka diri untuk memberi bantuan.

rEb siptoko (Rebba sipatokkong)
mli siprep (Mali’ siparappE)
siwt emeR tE siruai no (Siwata’ mEnrE’ tessirui’ No’)
mlilu sipkaiGE(Malilu’ sipakainge’)
maiGEpi mupj (Mainge’pi mupaja.)

Artinya: rebah tegak menegakkan,
Hanyut dampar mendamparkan,
Tarik menarik keatas, bukan tarik menarik ke bawah,
Tak berhenti sampai sadar.

Tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran, bahu membahu  untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan menjalin hubungan bersasarkan keikhlasan dan kebenaran merupaka perwujudan dari rasa solider atau kebersamaan.

siiati lim sitoR al tEsibEEela (Siatting lima. Sitonra ala, tessibelleang)
Artinya: berbimbing tangan, bergandeng takaran, tidak khianat mengkhianati.

Dalam segala hal kebenaran, kita dianjurkan untuk selalu bergandengan tangan dalam menghadapi persoalan hidup. Untuk menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia kita dituntut memperlakukan orang lain dengan sebaik baiknya. Memisahkan diri dalam suatu perjuangan merupakan suatu pengkhianatan, oleh karena itu adat selalu mengajarkan agar setiap individu Bugis selalu berlaku setia, dalam keadaan apapun dalam suatu perjuangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar