Minggu, 29 Maret 2015

peran guru 3 in 1



Peran Guru 3 In (parent, Adult, Dan Orang Child)
Di dalam masyarakat, dari yang paling belakang sampai yang paling maju sekalipun, guru memegang peran penting dalam membangun masyarakat. Hampir tanpa kecuali, guru merupakan satu di antara  pembentuk-pembentuk utama calon warga negara.
Begitu besarnya peran guru yang dalam membina murid-muridnya sehingga meraka menjadi orang yang bisa berguna bagi agama, masyarakat, dan negaranya. Namun apa yang dilakukan guru itu tidak akan dapat berjalan maksimal, selama dia belum bisa memahami anak didiknya itu secara lebih maksimalis. Untuk bisa mengerti keadaan muridnya itu, guru harus bisa menjadi orang terdekatnya, harus bisa menjadi pendampingnya, bisa meluangkan waktu saat mereka membutuhkan.
Seorang guru harus bisa mengenal murid-muridnya itu. Dalam pasal ini akan diberikan beberapa petunjuk untuk membantu beberapa calon guru bekerja dengan murid-murid secara individual dalam kelas. Para guru dapat melakukan banyak hal untuk membimbing perkembangan dan pertumbuhan setiap murid, apabila murid-murid telah dikenal dengan sebaik-baiknya. Karena itu, perlu diperlihatkan bahwa guru harus mengenal diri mereka dengan mempelajari minat, kebutuhan, masalah pribadi mereka secara individual. Dan usahakanlah agar mereka mengetahui, bahwa antara saudara dan murid-murid itu telah terjalin hubungan akrab.
A.  Guru sebagai orang tua           
            Di sekolah, guru adalah orang tua kedua dari anak didik. Sebagai orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, bukan menganggapnya sebagai “peserta didik”. Istilah peserta didik lebih pantas kepada mereka yang mengikuti kegiatan-kegiatan latihan dan pendidikan yang waktunya relatif singkat, yakni sebulan atau tiga bulan atau bahkan seminggu. Misalnya seperti kursus –kursus kilat, kursus menjahit, kursus montir,
             Penyebutan istilah anak didik lebih pas digunakan sebagai mitra guru di sekolah. Guru adalah orang tua. Anak didik adalah anak. Orang tua dan anak dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya. Ketika guru hadir bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam dirinyaseharusnya sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi anak yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia
            Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan berbuat tidak saja ketika di sekolah. Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak didiknya. Kebaikan rohani anak didik tergantung dari pembinaan dan bimbingan guru. Di sini tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang kurang baik yang dibawa dari lingungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan rohani untuk membentuk kepribadian anak didik lebih dipentingkan. Anak didik yang berilmu dan berketerampilan belum tentu berakhlak mulia. Cukup banyak orang yang berilmu dan  berketerampilan, tetapi karena tidak memiliki akhlak yang mulia mereka terkadang menggunakannya untuk hal-hal yang negatif.
            Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama seorang guru adalah ia tidak dapat menanamkan benih pengajaran itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang kurang menarik.
                                                
B.    Guru sebagai orang dewasa
            Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangan pribadi anak. Segala aspek diri anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitf, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangkan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis, dan wajar.
Manusia adalah makhluk sosial. Ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini disebut bimbingan atau guidance.
            Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada orang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan ini bersifat psikis (kejiwaan), bukan pertolongan finansial, medis, dan sebagainya.

C.    Guru sebagai teman
                Guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan penggilan jiwa, panggilan hati nurani, yang selalu ingin bersama anak didiknya di dalam dan di luar sekolah seperti seorang sahabat atau teman. Bila melihat anak didiknya menunjukkan sikap seperti sedih, murung, suka berkelahi, malas belajar, jarang turun ke sekolah, sakit, dan sebagainya. Guru sebagai teman atau sahabat dari anak didiknya tadi tentu akan merasa prihatin dan tidak jarang pada waktu tertentu guru harus menghabiskan waktu untuk memikirkan perkembangan pribadi anak didiknya.
            Guru sebagai teman sejawat, sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika murid tidak sependapat, atau memang pendapat murid yang benar, dan menerima saran murid yang masuk akal. Hubungan guru dan murid mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.



TUGAS INDIVIDU II


Peran Guru 3 in 1 (parent, Adult, and Child)







ANDI  KILAWATI
7526140529






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar