Peran
Guru 3 In (parent, Adult, Dan Orang Child)
Di
dalam masyarakat, dari yang paling belakang sampai yang paling maju sekalipun,
guru memegang peran penting dalam membangun masyarakat. Hampir tanpa kecuali,
guru merupakan satu di antara pembentuk-pembentuk utama calon warga
negara.
Begitu besarnya peran guru yang dalam membina murid-muridnya sehingga meraka menjadi orang yang bisa berguna bagi agama, masyarakat, dan negaranya. Namun apa yang dilakukan guru itu tidak akan dapat berjalan maksimal, selama dia belum bisa memahami anak didiknya itu secara lebih maksimalis. Untuk bisa mengerti keadaan muridnya itu, guru harus bisa menjadi orang terdekatnya, harus bisa menjadi pendampingnya, bisa meluangkan waktu saat mereka membutuhkan.
Begitu besarnya peran guru yang dalam membina murid-muridnya sehingga meraka menjadi orang yang bisa berguna bagi agama, masyarakat, dan negaranya. Namun apa yang dilakukan guru itu tidak akan dapat berjalan maksimal, selama dia belum bisa memahami anak didiknya itu secara lebih maksimalis. Untuk bisa mengerti keadaan muridnya itu, guru harus bisa menjadi orang terdekatnya, harus bisa menjadi pendampingnya, bisa meluangkan waktu saat mereka membutuhkan.
Seorang
guru harus bisa mengenal murid-muridnya itu. Dalam pasal ini akan diberikan
beberapa petunjuk untuk membantu beberapa calon guru bekerja dengan murid-murid
secara individual dalam kelas. Para guru dapat melakukan banyak hal untuk
membimbing perkembangan dan pertumbuhan setiap murid, apabila murid-murid telah
dikenal dengan sebaik-baiknya. Karena itu, perlu diperlihatkan bahwa guru harus
mengenal diri mereka dengan mempelajari minat, kebutuhan, masalah pribadi
mereka secara individual. Dan usahakanlah agar mereka mengetahui, bahwa antara
saudara dan murid-murid itu telah terjalin hubungan akrab.
A. Guru sebagai orang tua
Di sekolah, guru adalah orang tua kedua dari anak didik. Sebagai
orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, bukan menganggapnya
sebagai “peserta didik”. Istilah peserta didik lebih pantas kepada mereka yang
mengikuti kegiatan-kegiatan latihan dan pendidikan yang waktunya relatif
singkat, yakni sebulan atau tiga bulan atau bahkan seminggu. Misalnya seperti
kursus –kursus kilat, kursus menjahit, kursus montir,
Penyebutan istilah anak
didik lebih pas digunakan sebagai mitra guru di sekolah. Guru adalah orang tua.
Anak didik adalah anak. Orang tua dan anak dua sosok insani yang diikat oleh
tali jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat
diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada
anak didiknya. Ketika guru hadir bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam
dirinyaseharusnya sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi
anak yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, yang cakap
dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan
bahwa kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan
berbuat tidak saja ketika di sekolah. Guru memang harus menyadari bahwa dirinya
adalah figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak didiknya.
Kebaikan rohani anak didik tergantung dari pembinaan dan bimbingan guru. Di
sini tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan
anak didik yang kurang baik yang dibawa dari lingungan keluarga dan masyarakat.
Pendidikan rohani untuk membentuk kepribadian anak didik lebih dipentingkan.
Anak didik yang berilmu dan berketerampilan belum tentu berakhlak mulia. Cukup
banyak orang yang berilmu dan berketerampilan, tetapi karena tidak
memiliki akhlak yang mulia mereka terkadang menggunakannya untuk hal-hal yang
negatif.
Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa
tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus bisa menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi
idola siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya menjadi motivasi bagi
siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama seorang guru adalah ia tidak dapat menanamkan
benih pengajaran itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi
guru yang kurang menarik.
B. Guru sebagai orang dewasa
Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab
pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri.
Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangan pribadi anak. Segala aspek diri
anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitf, dan
emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangkan
aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis, dan wajar.
Manusia adalah makhluk sosial. Ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini disebut bimbingan atau guidance.
Manusia adalah makhluk sosial. Ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini disebut bimbingan atau guidance.
Bimbingan berarti pemberian bantuan
kepada orang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana dan mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.
Bantuan ini bersifat psikis (kejiwaan), bukan pertolongan finansial, medis, dan
sebagainya.
C. Guru sebagai teman
Guru
yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan penggilan jiwa,
panggilan hati nurani, yang selalu ingin bersama anak didiknya di dalam dan di
luar sekolah seperti seorang sahabat atau teman. Bila melihat anak didiknya
menunjukkan sikap seperti sedih, murung, suka berkelahi, malas belajar, jarang
turun ke sekolah, sakit, dan sebagainya. Guru sebagai teman atau sahabat dari
anak didiknya tadi tentu akan merasa prihatin dan tidak jarang pada waktu
tertentu guru harus menghabiskan waktu untuk memikirkan perkembangan pribadi
anak didiknya.
Guru sebagai teman sejawat, sebagai
pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara
informal. Guru tidak merasa direndahkan jika murid tidak sependapat, atau
memang pendapat murid yang benar, dan menerima saran murid yang masuk akal.
Hubungan guru dan murid mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar